Lambang gerkan kemanusiaan yang memberikan pertolongan medis saat terjadi konflik, perang atau bencana. Awalnya tidak hanya berupa palang merah. Berbagai negara bahkan sempat memiliki lambang yang berbeda. Sejak 2005, dunia internasional pun mengakui tiga lambang untuk gerakan kemanusiaan ini, yaitu palang merah, bulan sabit merah, dan kristal merah.
+ Sejarah Lambang
Awalnya, setiap pelayanan medis kemiliteran di berbagai negara memiliki tanda pengenal yang berbeda. Misalnya, Austria menggunakan bendera putih dan Prancis memakai bendera merah. Konferensi Diplomatik yang diadakan di Jenewa, Swiss, 1864, melalui Konvensi Jenewa, akhirnya menetapkan penggunaan lambang palang merah di atas dasar putih untuk gerakan kemanusiaan ini. Lambang yang merupakan kebalikan dari bendera Swiss itu dianggap tidak memihak. Bendera putih yang menjadi latar belakangnya juga melambangkan sikap negosiasi atau menyerah, sehingga melakukan penembakan kepada siapapun yang mengibarkan bendera ini dianggap bersalah. Namun, ketika perang Rusia-Turki terjadi pada 1876-1878, kekaisaran Ottoman menyatakan untuk menggunakan lambang berupa bulan sabit merah.
Pada tahun 1929, Konferensi Diplomatik diminta untuk meninjau kembali Konvensi Jenewa 1864. Delegasi Turki, Persia dan Mesir, meminta agar bulan sabit merah dan singa matahari merah juga diakui sebagai lambang gerakan kemanusiaan. Konvensi Jenewa pun mengakui penggunaan ketiga lambang tersebut. Pada tahun 1980, Iran memutuskan untuk menggunakan lambang bulan sabit merah.
Perdebatan tentang penggunaan lambang terus berlanjut. Pimpinan International Commitee of Red Cross (ICRC) pun menyerukan pembentukan lambang tambah yang tidak memihak pada kepentingan politik, negara, atau agama mana pun. Desember 2005, Konferensi Diplomatik di Jenewa, menetapkan lambang tambahan yang digunakan berdampingan dengan palang merah dan bulan sabit merah. Lambang baru tersebut adalah kristal merah.
0 komentar:
Posting Komentar